Selasa, 15 November 2011

Implementasi Bimbingan Pribadi


Oleh Wahyu Purwadi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan seseorang dimulai tidak pada saat lahir melainkan perkembangan tersebut terjadi pertama kali pada saat seperma membuahi sel telur dalam rahim dan mengalami perkembangan hingga lahir. Menurut Samsunuwiyati Mar’at (2006:4) bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangn melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Perkembangan terjadi dari waktu kewaktu dari dimulainya pembuahan sampai kepada kematian, perkembangan tersebut belangsung dari tahap-ketahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu tahap kebentuk/bentuk ketahap/tahap berikutnya. Didalam perkembangan juga terkandung tahap pertumbuhan yang menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan yang melaju sampai pada suatu titik optimal dan kemudian menurun menuju keruntuhannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap tertentu menghasilkan kematangan baik kematangan jasmani maupun kematangan rohani. Kematangan pada mulanya merupakan hasil dari perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu, seperti adanya perkembangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut dengan kematangan biologis.
Pada perkembangan remaja proses pertumbuhan otak mencapai titik kesempurnaan, pada saat ini individu mampu berfikir sercara abstrak , disamping itu juga individu mampu berfikir secara sistematis. Sebagai individu yang sedang mengalami proses peralihan masa anak-anak mencapai masa kedewasaan, remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah pada persiapannya memenuhi tuntutan dan harapan peran sebagai orang dewasa. Oleh karena itu remaja mulai memberikan perhatian yang besar terhadap berbagai lapangan kehidupan yang akan dijalaninya sebagai manusia dewasa di masa mendatang.
Perekembanga individu tidak hanya mencakup pada perkembangan biologis semata melainkan perkembangan psikis juga sangat mempengaruhi kehidupan individu. Perkembangan pisikis seseorang sangat dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan. Perubahan emosional individu tergantung pada keberadaanya, apakah lingkungan tempat tinggalnya yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masayarakat mendukung didalam perubahan emosional tersebut. Apabila dalam lingkungan keluarga mengajarkan pada pola kematangan emosional individu yang bergerak kearah positif maka akan dimungkinkan kematangan emosional individu tersebut juga bergerak kearah kematangan perkembangan emosi positif dan sebaliknya bila lingkungan keluarga tersebut merangsang perkembangan kearah perbuatan negatif maka kemungkinan individu tersebut berkembang ke arah perkembangan kematangan emosi negatif.
Menurut Abu Ahmadi (1991:101) Perasaan/emosi ialah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subyektif. Hal ini menggambarkan bahwa perasaan/emosi erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain.
Karena adanya sifat subyektif pada emosi inilah maka tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidak akan sama dengan tanggapan perasaan orang lain, selain itu gejala emosi tidak dapat disamakan dengan gejala mengenal, tidak dapat disamakan dengan pengamatan, fikiran dan sebagainya. Gejala emosi seseorang salah satunya tergantung pada keadaan jasmani seseorang, dalam hal ini seseorang akan mudah tersinggung apabila keadaan jasmaninya lemah atau sakit dibanding dengan keadaan yang sehat dan bugar. Seseorang yang dalam keadaan kalut pikirana maka akan sangat mudah sekali emosi bila dibanding dengan individu yang normal, juga keadaan dasar individu erat hubunganya dengan struktur pribadi individu, misalnya ada orang yang mudah marah dan sulit sekali marah hal ini menandakan bahwa srtruktur pribadi individu akan turut menentukan mudahnya tindakan seseorang dalam mengenali suatu emosi.
Sehubungan dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa emosi mempunyai peranan penting bagi kehidupan individu, namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa segala gejala dikuasai oleh emosi, sebab emosi tidak merupakan gejala jiwa yang dominan bagi manusia, sebab masih ada faktor lain yang mempengaruhi kehidupan individu; misalnya seorang siswa yang dikucilkan oleh teman-temanya sebab apabila diajak berbicara kurang tanggap, hal ini menandakan bahwa faktor fisik juga akan mempengaruhi kehidupan individu.
Adanya layanan bidang bimbingan pribadi disekolah diharapkan mampu untuk mengembangkan potensi diri individu, mampu untuk meningkatkan kematangan emosi individu menuju kerah yang positif dan optimal. Menurut Samsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2009:28-29) kemandirian emosional meliputi (1)belum mampu membebaskan diri dari perasan atau perilaku kekanak-kanakan;(2)belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas;(3)belum mampu menghadapi atau mengatasi situasi frustasi (stres) secara positif. Dari pernyataan diatas jelas bahwa kemandirian emosinal siswa menuju perkembangan kematangan emosi individu perlu adanya bimbingan yang dilakukan secara teratur tertata dan berkelanjutan hingga menuai pada optimalitas perkembangan kematangan emosi.
Perkembangan pribadi remaja dewasa ini sangatlah memprihatinkan, karena adanya faktor lingkungan yang kurang mendukung. Banyak diantara kita saksikan melalui media-media pemberitaan baik media cetak maupun media elektronik bahwa sebagian remaja mengalami salah langkah dalam mengendalikan emosi sehingga terjebak pada hal yang negatif, ini menandakan bahwa tidak semua siswa mampu membebaskan diri dari sifat kekanak-kanakan kearah pendewasaan diri. Permasalahn-permasalahan remaja yang mucul biasnya akan mempengaruhi kepribadian dan sikap siswa didalam mengabil sebuah keputusan, misalanya: siswa yang putus cinta apabila salah dalam mengabil keputusan maka bisa jadi akan mengalami depresi tingkat tinggi dan bisa juga mengambil langkah mengakhiri hidupnya, hal ini mendandakan bahwa banyak diantara siswa/siswi yang belum mampu mengatasi situasi frustasi kearah yang positif Melihat hal tersebut maka yang harus dilakukan adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya perkembangan emosi siswa sehingga mampu memperngharuhi keperibadaiannya, perlu adanya optimalisasi layanan bimbingan bidang pribadi untuk mengungkap persoalan-persoalan berkaitan dengan emosi siswa sehingga tugas kematangan perkembangan emosinya tercapai pada titik optimal.
Persoalan-persoalan yang terjadi pada siswa disekolah memang sangat komplek, untuk itu perlu adanya peningkatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah terutama dalam segi penerapannya. Untuk mengetahuai sejauh mana penerapan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, penulis mencoba meneliti tentang implementasi layanan bimbingan bidang pribadi dalam meningkatkan kematangan perkembangan emosi siswa kelas XI SMA N 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Identifikasi Masalah
1. Tidak semua siswa mampu membebaskan diri dari sifat ke kanak-kanakan kearah pendewasaan diri
2. Banyakya siswa/siswi yang belum mampu mengatasi situasi frustasi kearah yang positif
3. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya perkembangan emosi siswa/siswi sehingga mempengaruhi kepribadianya
4. Masih banyak persoalan individu yang belum mampu terungkap berkaitan dengan emosi siswa
5. Perlunya optimalisasi layanan bimbingan bidang pribadi agar siswa mampu mencapai tingkat emosi yang mandiri
C. Pembatasan Masalah
Dari permasalahan yang teridentifikasi diatas, maka peneliti membatasi masalah pada implementasi layanan bimbingan bidang pribadi dalam meningkatkan kematangan perkembangan emosi siswa kelas XI SMA N 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Rumusan Masalah
1. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk peningkatan layanan bimbingan bidang pribadai dalam meningkatkan kematangan perkembangan emosi siswa kelas XI di SMA N 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Hambatan-hambatan apa yang terjadi pada layanan bimbingan bidang pribadi dalam meningkatkan kematangan perkembangan emosi siswa kelas XI di SMA N 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran 2010/2011.
3. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan bidang pribadi dalam meningkatkan kematangan perkembangan emosi siswa kelas XI di SMA N 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran 2010/2011.
E. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahuai upaya-upaya peningkatan layanan bimbingan bidang pribadi dalam meningkatkan kematangan perkembangan emosi siswa kelas XI SMA N 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Ingin mengetahui hambatan layanan bimbingan bidang pirbadi dalam meningkatkan kematangan perkembangan emosi siswa kelas XI di SMA N 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran 2010/2011.
3. Ingin mengetahui tingkat keberhasilan dalam pemberian layanan bimbingan bidangan pribadi dalam meningkatkan kematangan perkembangan emosi siswa kelas XI SMA N 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo Tahun Pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Setelah adanya penelitian tentang implementasi layanan bimbingan bidang pribadi dalam meningkatkan kematangan perkembangan emosi siswa Kelas XI SMA N 1 Lendah tahun pelajaran 2010/2011 maka akan diperoleh manfaat :
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan kajian Ilmu Bimbingan dan Konseling yaitu layanan pembelajaran bimbingan bidang pribadi.
b. Menambah wawasan tentang layanan pembelajaran bimbingan pribadi dalam meningkatkan kematangan perkembangan emosi siswa.
c. Menciptakan langkah atau cara tepat dalam meningkatkan layanan bimbingan bidang pribadi di sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan diharapkan dapat menjadi fasisilitator untuk meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling terutama pada layanan bimbingan bidang pribadi untuk menciptakan siswa yang mempunyai kematangan emosi agar mampu hidup bermasyarakat dengan baik.
b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Dengan mengetahui hasil penelitian diharapkan mampu untuk memacu peningkatan layanan bimibingan dan konseling dalam layanan bimbingan bidang pribadi sehingga guru pembimbing mampu menciptakan kreatifitas juga cara dalam memberi layanan pada bimbingan dan konseling disekolahnya.
c. Bagi Siswa
Hasil penelitian diharapkan memberikan motivasi kepada siswa apabila mendapatkan masalah pada pribadinya untuk secara sukarela menemui guru bimbingan dan konseling sehingga masalah pribadi yang dihadapi mampu untuk diselesaikan dengan baik.

Motivasi

setiap orang mempunyai dunianya sendiri, sebuah kehidupan yang dijalani seseorang akan berbeda dengan orang yang lainya. hala ini yang kadang membuat kehidupan beragam. kejadian kejadian di dunia pun beragam. ketika seseorang mengalami sebuah kesulitan hidup apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dikerjakan, untuk itu sebuah motivasi haruslah ada baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

motivasi yang terbaik adalah Percaya terhadap diri sendiri
jikalau menginginkan sebuah kesuksesan maka harus percaya terhadap diri  sendiri.